Since the first people to introduce products from face to face to face. But now most companies introduce their products through promotion. Promotion is a communication technique in use or delivery by using media such as the press, television, radio, signage, posters and others that aim is to attract customers to the products of a company. But now companies are using sales promotion to introduce its products. Sales promotion is all the way used by marketing agencies to inform, persuade or influence end-use products, not including advertising, personal selling, and publicity; promotional sales are sales aids, including exhibitions, bonuses, coupons and gifts.
Many also now wearing the type of promotion, advertising to offer their products now that electronic media such as the internet, and television. Unlike the old days the company only promotes its products through print media such as newspapers and direct from face to face to face. Thus the campaign to date is the best way to memperkenalkankan some products, quality service is product.So if we are going to ban all the way promotin to all things in the market I think only then we will know which products are really good promotion. .
www.gunadarma.ac.id
Rabu, 27 Maret 2013
Kamis, 25 Oktober 2012
MAKNA DENOTATIF
Nama : Suherni
NPM :
26210722
Kelas : 3eb19
Makna
denotatif lazim disebut 1) makna konseptual yaitu makna yang sesuai
dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan, penciuman,
pendengaran, perasaan, atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi (data)
faktual dan objektif. 2) makna sebenarnya, umpamanya, kata kursi
yaitu tempat duduk yang berkaki empat (makna sebenarnya). 3) makna lugas
yaitu makna apa adanya, lugu, polos, makna sebenarnya, bukan makna kias.
Sebuah kata dapat merosot nilai
rasanya karena penggunaannya tidak sesuai dengan makna denotatifnya. Umpamanya,
kata kebijaksa-naan yang bermakna kelakukan dan tindakan arif dalam menghadapi
suatu masalah, menjadi negatif konotasinya akibat kasus-kasus tertentu,
misalnya :
- Pengemudi kendaraan bermotor ditilang karena melanggar peraturan lalu lintas minta kebijaksanaan kepada petugas agar tidak diperkarakan (damai di tempat)
- Orang tua murid yang anaknya tidak naik kelas mohon kebijaksanaan kepada kepala sekolah agar bersedia menolong anaknya (menaikkan kelas)
- Untuk mengurus surat-surat di kantor pemerintah sering kali kita pun diminta memberi kebijaksanaan oleh sang patugas agar urusan tidak terlambat (memberi uang suap)
Semoga
artikel tentang pengertian Denotatif di atas bisa bermanfaat bagi kamu yang
membutuhkan.
sumber
:
·
buku bahasa indonesia, oleh Widjono
Hs.
MAKNA KONOTATIF
Nama : Suherni
NPM :
26210722
Kelas : 3eb19
Konotatif berarti makna kias, bukan makna sebenarnya.
Sebuah kata dapat berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, sesuai
dengan pandangan hidup dan norma masyarakat tersebut. Makna konotasi dapat juga
berubah dari waktu ke waktu. Dalam kalimat “Megawati dan Susilo Bambang
Yudoyono berebut kursi presiden.” Kalimat tersebut tidak menunjukkan
makna bahwa Megawati dan Susilo Bambang Yudoyono tarik-menarik kursi
karena kata kursi berati jabatan presiden.
Dapat ditegaskan bahwa manka
konotatif cenderung bersifat subjektif. Makna kata ini lebih banyak digunakan
dalam situasi tidak formal, misalnya : dalam pembicaraan yang bersifat ramah
tamah, diskusi tidak resmi, kekeluargaan, dan pergaulan.
Perhatikan
contoh di bawah ini :
- Laporan Anda harus diserahkan selambat-lambatnya 1 Juni 2004. (denotasi)
- Laporan Anda belum memenuhi sasaran. (konotasi)
- Laporan Anda sudah mencapai target yang ditentukan, menggunakan data yang akurat, menyerahkan hasil tepat waktu, dan memberikan masukan yang sangat diperlukan bagi kebijakan selanjutnya. (denotasi)
- Penulis memanjatkan puji syukur atas selesainya laporan ini. (konotasi)
- Kepada Tuhan penulis mengucapkan puji syukur atas penyelesaian laporan ini dengan baik dan tepat waktu. (denotasi)
Semoga
artikel tentang pengertian Konotatif di atas bisa bermanfaat bagi kamu yang
membutuhkan.
sumber
:
·
buku bahasa indonesia, oleh Widjono
Hs.
Contoh Karya Ilmiah
Nama : Suherni
NPM : 26210722
Kelas : 3eb19
Karya Ilmiah Bahaya Narkoba
Bab I
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Bahaya narkoba atau narkotika telah diketahui secara luas.
Namun masih, saja banyak yang doyan menikmati barang laknat itu. Kali ini
eL-Ka, menguraikan apa saja sih yang termasuk dalam golongan narkoba dan
bahayanya. Agar kita semua menghindarinya.
Mitra muda, tak dapat dipungkiri bahwa narkoba merupakan
wabah paling berbahaya yang menjangkiti manusia di seluruh pelosok bumi. Tidak
diragukan lagi, bahwa kelemahan iman dan ketidakbersimpuhan kepada Allah dalam
segala kesulitan merupakan faktor terpenting yang mengkondusifkan kecanduan
narkoba.
Manusia yang taat beragama pasti akan jauh dari neraka
narkoba. Tidak mungkin dia akan mengulurkan tangannya pada narkoba, baik
membeli, mengedarkan, maupun menyelundupkannya. Sebab, jalan narkoba adalah
jalan setan dan jalan Allah tidak mungkin bertemu dengan jalan setan.
Bahaya bagi pelajar
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin
pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24
tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar.Pada
awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya
dengan rokok.
Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal
yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus
meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan
orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian
mengalami ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau
remaja adalah sebagai berikut:
- Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
- Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
- Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
- Sering menguap, mengantuk, dan malas,
- Tidak memedulikan kesehatan diri,
- Suka mencuri untuk membeli narkoba.
Berikut Jenis-jenis Narkoba Dan Apa Saja Bahya-Bahayanya :
1. Opium
Opium adalah jenis narkotika yang paling berbahaya.
Dikonsumsi dengan cara ditelan langsung atau diminum bersama teh, kopi atau
dihisap bersama rokok atau syisya (rokok ala Timur Tengah). Opium diperoleh
dari buah pohon opium yang belum matang dengan cara menyayatnya hingga
mengeluarkan getah putih yang lengket.
Pada mulanya, pengonsumsi opium akan merasa segar bugar dan
mampu berimajinasi dan berbicara, namun hal ini tidak bertahan lama. Tak lama
kemudian kondisi kejiwaannya akan mengalami gangguan dan berakhir dengan tidur
pulas bahkan koma.
Jika seseorang ketagihan, maka opium akan menjadi bagian
dari hidupnya. Tubuhnya tidak akan mampu lagi menjalankan fungsi-fungsinya
tanpa mengonsumsi opium dalam dosis yang biasanya. Dia akan merasakan sakit
yang luar biasa jika tidak bisa memperolehnya. Kesehatannya akan menurun
drastis. Otot-otot si pecandu akan layu, ingatannya melemah dan nafsu makannya
menurun. Kedua matanya mengalami sianosis dan berat badannya terus menyusut.
2. Morphine
Orang yang mengonsumsi morphine akan merasakan keringanan
(kegesitan) dan kebugaran yang berkembang menjadi hasrat kuat untuk terus
mengonsumsinya. Dari sini, dosis pemakaian pun terus ditambah untuk memperoleh
ekstase (kenikmatan) yang sama.
Kecanduan bahan narkotika ini akan menyebabkan pendarahan
hidung (mimisan) dan muntah berulang-ulang. Pecandu juga akan mengalami
kelemahan seluruh tubuh, gangguan memahami sesuatu dan kekeringan mulut.
Penambahan dosis akan menimbulkan frustasi pada pusat pernafasan dan penurunan
tekanan darah. Kondisi ini bisa menyebabkan koma yang berujung pada kematian.
3. Heroin
Bahan narkotika ini berbentuk bubuk kristal berwarna putih
yang dihasilkan dari penyulingan morphine. Menjadi bahan narkotika yang paling
mahal harganya, paling kuat dalam menciptakan ketagihan (ketergantungan) dan
paling berbahaya bagi kesehatan secara umum.
Penikmatnya mula-mula akan merasa segar, ringan dan ceria.
Dia akan mengalami ketagihan seiring dengan konsumsi secara berulang-ulang.
Jika demikian, maka dia akan selalu membutuhkan dosis yang lebih besar untuk
menciptakan ekstase yang sama. Karena itu, dia pun harus megap-megap untuk mendapatkannya,
hingga tidak ada lagi keriangan maupun keceriaan. Keinginannya hanya satu,
memperoleh dosis yang lebih banyak untuk melepaskan diri dari rasa sakit yang
tak tertahankan dan pengerasan otot akibat penghentian pemakaian.
Pecandu heroin lambat laun akan mengalami kelemahan fisik
yang cukup parah, kehilangan nafsu makan, insomnia (tidak bisa tidur) dan terus
dihantui mimpi buruk. Selain itu, para pecandu heroin juga menghadapi sejumlah
masalah seksual, seperti impotensi dan lemah syahwat. Sebuah data statistik
menyebutkan, angka penderita impotensi di kalangan pecandu heroin mencapai 40%.
4. Codeine
Codeine mengandung opium dalam kadar yang sedikit. Senyawa
ini digunakan dalam pembuatan obat batuk dan pereda sakit (nyeri).
Perusahaan-perusahaan farmasi telah bertekad mengurangi penggunaan codeine pada
obat batuk dan obat-obat pereda nyeri. Karena dalam beberapa kasus, meski
jarang, codeine bisa menimbulkan kecanduan.
5. Kokain
Kokain disuling dari tumbuhan koka yang tumbuh dan
berkembang di pegunungan Indis di Amerika Selatan (Latin) sejak 100 tahun
silam. Kokain dikonsumsi dengan cara dihirup, sehingga terserap ke dalam
selaput-selaput lendir hidung kemudian langsung menuju darah. Karena itu,
penciuman kokain berkali-kali bisa menyebabkan pemborokan pada selaput lendir
hidung, bahkan terkadang bisa menyebabkan tembusnya dinding antara kedua cuping
hidung.
Problem kecanduan kokain terjadi di Amerika Serikat,
karena faktor kedekatan geografis dengan sumber produksinya. Dengan proses
sederhana, yakni menambahkan alkaline pada krak, maka pengaruh kokain bisa
berubah menjadi sangat aktif. Jika heroin merupakan zat adiktif yang paling
banyak menyebabkan ketagihan fisik, maka kokain merupakan zat adiktif yang
paling bayak menyebabkan ketagihan psikis.
Setiap tahun, Amerika Serikat membelanjakan anggaran 30
miliar dollar untuk kokain dan krak. Tak kurang dari 10 juta warga Amerika
mengonsumsi kokain secara semi-rutin. Pemakaian kokain dalam jangka pendek
mendatangkan perasaan riang-gembira dan segar-bugar. Namun beberapa waktu
kemudian muncul perasaan gelisah dan takut, hingga halusinasi.
6. Amfitamine
Obat ini ditemukan pada tahun 1880. Namun, fakta medis
membuktikan bahwa penggunaannya dalam jangka waktu lama bisa mengakibatkan
risiko ketagihan. Pengguna obat adiktif ini merasakan suatu ekstase dan
kegairahan, tidak mengantuk, dan memperoleh energi besar selama beberapa jam.
Namun setelah itu, ia tampak lesu disertai stres dan ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau perasaan kecewa sehingga mendorongnya untuk melakukan
tindak kekerasan dan kebrutalan.
Kecanduan obat adiktif ini juga menyebabkan degup jantung
mengencang dan ketidakmampuan berelaksasi, ditambah lemah seksual. Bahkan dalam
beberapa kasus menimbulkan perilaku seks menyimpang. Termasuk derivasi
(turunan) obat ini adalah obat yang disebut “captagon”. Obat ini banyak
dikonsumsi oleh para siswa selama musim ujian, padahal prosedur penggunaannya
sebenarnya sangat ketat dan hati-hati.
7. Ganja
Ganja memiliki sebutan yang jumlahnya mencapai lebih dari
350 nama, sesuai dengan kawasan penanaman dan konsumsinya, antara lain;
mariyuana, hashish, dan hemp. Adapun zat terpenting yang terkandung dalam ganja
adalah zat trihidrocaniponal (THC).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, masalah – masalah yang
muncul dapat di identifikasi sebagai berikut :
- Banyaknya masyarakat belum mengetahui bahayanya narkoba.
- Banyaknya masyarakat belum memiliki pemahaman tentang bahaya narkoba.
- Banyaknya masyarakat belum memiliki konsep hidup sehat.
C. Tujuan
Penulisan karya tulis ini bertujuan :
- Agar Banyaknya masyarakat dapat mengetahui bahayanya narkoba.
- Agar Banyaknya masyarakat dapat mengetahui pemahaman tentang bahaya narkoba.
- Agar Banyaknya masyarakat memiliki konsep hidup sehat.
D. Metode
Metode Yg Digunakan Dalam Penulisan Ini AdalahMetode Secara
Langsung.metode ini mengkaji berbagai referensi tentang bahayanya narkoba.
Bab II
Pembahasan
A.Upaya Pencegahan
Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah untuk
mencegah peredaran narkoba.Berikut ini adalah cara yang sudah dicoba antara
lain :
- Mengadakan pengawasan yang ketat terhadap barang barang yang masuk.
- Memberikan hukuman yang berat terhadap pengedar dan pemakai narkoba.
- melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin.
- Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang.
- Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.
- Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa.
- Meningkatkan iman dan taqwa melalui pendidikan agama dan
- keagamaan baik di sekolah maupun di masyarakat.
- Meningkatkan peran keluarga melalui perwujudan keluarga sakinah, sebab peran keluarga sangat besar terhadap pembinaan diri seseorang. Hasil penelitia menunjukkan bahwa anak-anak nakal dan brandal pada umumnya adalah berasal dari keluarga yang berantakan (broken home).
- Penanaman nilai sejak dini bahwa Narkoba adalah haram
- sebagaimana haramnya Babi dan berbuat zina.
- Meningkatkan peran orang tua dalam mencegah Narkoba, di Rumah oleh Ayah dan Ibu, di Sekolah oleh Guru/Dosen dan di masyarakat oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat serta aparat penegak hukum
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
- Masyarakat perlu menghindari diri dari penyebaran narkoba
- Upaya pemerintah memberikan penyuluhan tentang penyebaran narkoba
- Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf
- Yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma dan ketentraman umu.
- Menimbulkan dampak negative yang mempengaruhi pada tubuh baik secara fisik maupun psikologis.
B. Saran
- Hendaknya masyarakat peduli tentang kesehatan
- Pemerintah hendaknya segera mencari solusi agar penyebaran narkoba tidak terjadi lagi
- Hendaknya Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.
Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan
keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa.
Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam
lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka
serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik,
pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba
yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya
tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya narkoba
tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang cerdas dan
tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik.
TULISAN ILMIAH
Nama : Suherni
NPM : 26210722
Kelas : 3eb19
NPM : 26210722
Kelas : 3eb19
- Pengertian Penulisan Ilmiah
Penulisan Ilmiah adalah karya tulis yang disusun
oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah
dilakukannya. Dari definisi yang lain dikatakan bahwa karya ilmiah (scientific
paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian
atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan.
Dari pengertian tersebut secara awal kita dapat
mengenal salah satu ciri khas karya ilmiah adalah lewat bentuknya yakni
tertulis, baik di buku, jurnal, majalah, surat kabar, maupun yang tersebar di
internet, di samping ciri lain yang mesti dipenuhi dalam sebuah karya ilmiah.
- Macam Karya Tulis Ilmiah
Sesuai dengan cirinya yang tertulis tadi, maka
karya tulis ilmiah dapat berwujud dalam bentuk makalah (dalam seminar atau
simposium), artikel, laporan praktikum, skripsi, tesis, dan disertasi, yang
pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data,
simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut
dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian
atau pengkajian selanjutnya.
- MAKALAH
Makalah, adalah karya ilmiah yang membahas suatu pokok persoalan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil kajian yang disampaikan dalam suatu pertemuan ilmiah (seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen yang harus diselesaikan secara tertulis oleh mahasiswa. - SKRIPSI
Skripsi, adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau kajian pustaka dan dipertahankan di depan sidang ujian (munaqasyah) dalam rangka penyelesaian studi tingkat Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana. - TESIS
Tesis, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar Magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya secara analisis kristis. - DISERTASI
Disertasi, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat Strata Tiga (S3) yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk memperoleh gelar Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi harus analitis kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan yang ditekuni oleh mahasiswa yang bersangkutan, dengan menggunakan pendekatan multidisipliner yang dapat memberikan suatu kesimpulan yang berimplikasi filosofis dan mencakup beberapa bidang ilmiah. - ARTIKEL
Artikel, merupakan karya tulis lengkap, seperti laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya (KBBI 2002: 66). Artikel adalah sebuah karangan prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas (Tartono 2005: 84).
Artikel merupakan: karya tulis atau karangan; karangan nonfiksi; karangan yang tak tentu panjangnya; karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur; sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan sebagainya; wujud karangan berupa berita atau “karkhas” (Pranata 2002: 120).
Artikel mempunyai dua arti: (1) barang, benda, pasal dalam undang- undang dasar atau anggaran dasar; (2) karangan, tulisan yang ada dalam surat kabar, majalah, dan sebagainya. Tetapi, kita akan lebih jelas lagi dengan penguraian Webster`s Dictionary yang mengartikan bahwa artikel adalah a literary compositon in a journal (suatu komposisi atau susunan tulisan dalam sebuah jurnal atau penerbitan atau media massa). Sejak tahun 1980 para jurnalis Amerika sepakat untuk memakai istilah artikel bagi tulisan yang berisi pendapat, sikap, atau pendirian subjektif mengenai masalah yang sedang dibahas disertai dengan alasan dan bukti yang mendukung pendapatnya. - ESAI
Esai, adalah ekspresi tertulis dari opini penulisnya. Sebuah esai akan makin baik jika penulisnya dapat menggabungkan fakta dengan imajinasi, pengetahuan dengan perasaan, tanpa mengedepankan salah satunya. Tujuannya selalu sama, yaitu mengekspresikan opini, dengan kata lain semuanya akan menunjukkan sebuah opini pribadi (opini penulis) sebagai analisa akhir. Perbedaannya dengan tulisan yang lain, sebuah esai tidak hanya sekadar menunjukkan fakta atau menceritakan sebuah pengalaman; ia menyelipkan opini penulis di antara fakta-fakta dan pengalaman tersebut. Jadi intinya kita harus memiliki sebuah opini sebelum menulis esai. - OPINI
Opini, adalah sebuah kepercayaan yang bukan berdasarkan pada keyakinan yang mutlak atau pengetahuan sahih, namun pada sesuatu yang nampaknya benar, valid atau mungkin yang ada dalam pikiran seseorang; apa yang dipikirkan seseorang; penilaian. - FIKSI
Fiksi, satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb adalah hal-hal penting yang memerlukan perhatian tersendiri. Meski demikian, dengan kisah (bisa juga data) yang asalnya dari imajinasi pengarang tersebut, tulisan fiksi memungkinkan kebebasan bagi seorang pengarang untuk membangun sebuah ‘kebenaran’ yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan yang ingin ia sampaikan kepada pembacanya. Sementara itu, kebebasan yang dimiliki pengarang fiksi tadi di lain pihak juga memungkinkan adanya kebebasan bagi pembaca untuk menginterpretasikan makna yang terkandung dalam tulisan tersebut. Artinya, fiksi sangat memungkinkan adanya multi interpretasi makna. Para pendukung tulisan fiksi meliputi: novelis, cerpenis, dramawan dan kadang penyair pun sering dimasukkan ke dalam golongan ini.
Di Perguruan Tinggi, khususnya jenjang S1,
mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan
praktikum, dan skrispsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan
laporan penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara
itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan
pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah
yang ditulis pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari.
- Tujuan Dan Kegunaan
Pada hakikatnya penulisan karya ilmiah pada
mahasiswa bertujuan:
- Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
- Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
- Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara STAIN dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
- Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
- Kesalahan Yang Sering Terjadi
Sebetulnya mahasiswa terlebih para sarjana
memiliki modal kemampuan menulis. Hanya saja kemampuan tersebut haruslah
senantiasa diasah agar tidak tumpul. Seorang mahasiswa serta sarjana yang
memiliki kemampuan menulis akan lebih sukses daripada yang tidak memiliki
kemampuan tersebut.
Beberapa bentuk kesalahan yang sering dijumpai
dalam tulisan antara lain:
- Salah mengerti audience atau pembaca tulisannya.
- Salah dalam menyusun struktur pelaporan.
- Salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat).
- Salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan, penggunaan Bahasa Indonesia (akan dibahas secara khusus) yang belum baik dan benar.
- Tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan seenaknya sendiri).
- Tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang berubah-ubah).
- Isi yang terlalu singkat karena dibuat dengan menggunakan point-form seperti materi presentasi.
- Isi justru terlalu panjang dengan pengantar introduction yang berlebihan.
Ciri-ciri sebuah karya ilmiah dapat dikaji dari
minimal empat aspek, yaitu struktur sajian, komponen dan substansi, sikap
penulis, serta penggunaan bahasa. Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat,
biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok
pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian
inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang
dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan
simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut
gagasan tersebut.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Langganan:
Postingan (Atom)